Selasa, 27 September 2011

Dinar vs Logam Mulia

Kami sedia Dinar Emas & Dirham Perak sertifikat Antam, bukan Dinar Murah mata uang irak. Berikut artikel yang disalin dari catatan Ahmad Gozali  dalam http://ahmadgozali.com/?p=102#comment-483

Banyak pertanyaan yang masuk “lebih baik emas dalam bentuk Dinar atau LM?”, walaupun sudah dibahas beberapa kali di Twitter, namun nampaknya pertanyaan ini tidak akan pernah selesai ditanyakan. Untuk itu ada baiknya kita bahas secara tuntas di sini agar bisa mendapatkan jawaban yang lebih komprehensif.

Logam Mulia yang dimaksud di sini adalah emas batangan produksi PT Antam dengan kadar 24 Karat 99,99%. Tersedia dalam berbagai ukuran, yaitu: 1gr, 2gr, 2,5gr, 3gr, 4gr, 5gr, 10gr, 25gr, 50gr, 100gr, 250gr, dan 1000gr. Harga patokan yang digunakan sebagai tolok ukur adalah harga emas per gram untuk pecahan 1000gr, harga pecahan yang lebih kecil akan lebih mahaL per gramnya.

Untuk mengetahui berapa harga emas LM setiap harinya, kita bisa lihat di http://www.logammulia.com
Harga yang terpampang di halaman muka web ini adalah harga patokan per gram untuk pecahan terbesar yaitu pecahan 1000gr. Sedangkan untuk harga per batang dan per gram untuk pecahan lainnya, bisa kita lihat di sini http://www.logammulia.com/news.php?id=9
Di toko emas, kadang disebutkan dengan harga per gram, ditambah dengan “biaya cetak” atau “biaya sertifikat” yang berbeda untuk setiap pecahan. Makin kecil pecahannya, makin besar biaya cetaknya.

Walaupun harga jual dari Antam berbeda untuk setiap pecahan, namun harga beli kembalinya sama per gram. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa lebih efisien membeli LM dalam pecahan besar daripada dalam pecahan kecil. Karena makin kecil pecahan LM yang dibeli, akan makin besar pula selisih antara harga jual dan harga belinya kembali. Dalam tabel di atas, selisihnya adalah 3,9% – 12,9% untuk pecahan terbesar sampai pecahan terkecil.

Sedangkan Dinar yang dimaksud adalah koin emas produksi PT Antam yang dicetak khusus sesuai dengan standar mata uang pada masa Kekhalifahan Islam yaitu 4,25gr dengan kadar emas 22K atau 91,7% emas dengan campuran 8,3% perak. Di Indonesia, Dinar ini didistribusikan oleh dua atau tiga distributor utama. Sebagai patokan, kita akan gunakan harga dari Gerai Dinar yang bisa dilihat di http://geraidinar.com/
 
Hanya ada 1 pecahan untuk Dinar, yaitu koin 1 Dinar sehingga tidak sulit untuk melihat harganya. Membeli 1 Dinar atau 10 Dinar sama saja harga per keeping Dinar. Kecuali jika ada ongkos kirim, tentunya berbeda.

Dan jika diperhatikan selisih antara harga jual dan harga beli, selisihnya adalah 4%.

Betulkah Dinar dikenakan PPN 10% sehingga membuatnya lebih mahal? Pada dasarnya Dinar sebagaimana perhiasan adalah adalah barang yang dikenakan PPN, beda dengan LM yang tidak kena PPN. Tapi perdagangan Dinar yang bersifat personal atau usaha kecil membuatnya tidak kena PPN lagi setelah beredar di masyarakat. PPN hanya sekali dikenakan pada saat Dinar keluar dari PT Antam. Sedangkan transaksi di masyarakat tidak lagi dikenakan PPN karena biasanya individu atau usaha kecil yang menjual Dinar berstatus Non-PKP (Pengusaha Kena Pajak) yang tidak diwajibkan untuk memungut PPN. Bisa dibilang, PPN ini hanya berpengaruh untuk distributor utama yaitu Gerai Dinar, dan tidak berpengaruh kepada transaksi di masyarakat.
Kembali ke permasalahan pokok, mana yang kita pilih untuk investasi, LM atau Dinar?

Jika strategi investasi kita adalah cukup sering beli dan jual kembali, setiap ada uang lebih dibelikan emas, lalu jika perlu sesuatu atau harga sudah naik kita jual lagi emasnya sesuai kebutuhan, saya lebih sarankan untuk investasi dalam bentuk Dinar. Karena untuk menjual kembali, Dinar lebih mudah mengingat pecahannya yang kecil. Misalnya, kita memiliki Dinar sebanyak 10 keping dan perlu uang Rp 3,5 juta. Kita bisa dengan mudah menjualnya cukup 2 keping saja, dan menyimpan 8 keping sisanya. Namun jika kita memiliki LM 1 keping 50gr, dan perlu uang Rp 3,5 juta, kita tidak bisa menjual hanya 10gr dan menyimpan sisanya yang 40gr. Karena LM tidak bisa dipotong begitu saja dan dijual sebagian.

Untuk pembelian dalam pecahan kecil, di bawah 25gram, saya lebih sarankan untuk membeli dalam bentuk Dinar. Karena jika membeli LM dalam pecahan lebih dari 25gram, misalnya 10gr, 5gr atau 2,5gr maka selisih harga jual dan harga beli kembali cukup besar mencapai 5%-7%. Tapi Dinar saat ini tidak populer di toko emas, hampir tidak ada toko emas yang menjual Dinar. Karena saat ini Dinar lebih banyak didistribusikan melalui system keagenan yang bersifat personal. Di satu sisi, hal ini memudahkan kita karena bisa mendapatkan pelayanan yang bersifat personal (nego, delivery, konsultasi) namun di sisi lain kita tidak bisa melakukan transaksi seperti di toko emas yang bisa dengan mudah dijumpai di pasar-pasar.

Tapi kalau kita memiliki strategi untuk menyimpan emas dalam pecahan besar dan tidak berencana untuk menjualnya sedikit-sedikit, setidaknya 25gram, maka membeli batangan Logam Mulia akan lebih efisien. Sebagaimana dilihat di tabel harga, dibandingkan dengan harga jualnya kembali, LM akan lebih efisien jika dibeli dalam pecahan yang lebih besar. Namun yang paling populer adalah pecahan 25gr sampai dengan 100gr karena jika lebih dari 100gr akan lebih sulit untuk menjualnya kembali ke konsumen langsung mengingat harganya yang mencapai sekitar 100juta untuk pecahan 250gr dan 400juta untuk 1000gram.

Dari sisi pergerakan harga, baik koin Dinar maupun batangan LM memiliki pergerakan harga yang seragam, karena patokannya harganya sama. Jika LM naik, jelas Dinar juga naik, dan sebaliknya. Maka untuk tujuan investasi jangka panjang, sebetulnya keduanya sama baiknya. Yang membedakan hanya dari segi penyimpanan pecahan, dan kenyamanan dalam bertransaksi.

Minggu, 18 September 2011

Tabungan (dan deposito), menguntungkan atau merugikan.

Saat ini tentunya kita sudah memiliki tabungan pribadi, entah itu secara tradisional (dibawah bantal, didalam lemari, dan sejenisnya) ataupun secara modern di Bank.

Boleh suatu saat kita pertanyakan berapa keuntungan kita dari hasil menabung tersebut selama 1 tahun berjalan. perlu diketahui data inflasi dari Bank Indonesia:

LAPORAN INFLASI (Indeks Harga Konsumen)
Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan

Grafik Time Series Grafik Timeseries
Bulan Tahun Tingkat Inflasi
Agustus 20114.79 %
Juli 20114.61 %
Juni 20115.54 %
Mei 20115.98 %
April 20116.16 %
Maret 20116.65 %
Februari 20116.84 %
Januari 20117.02 %
Desember 20106.96 %
November 20106.33 %
Oktober 20105.67 %
September 20105.80 %
Agustus 20106.44 %
Juli 20106.22 %
Juni 20105.05 %
Mei 20104.16 %
April 20103.91 %
Maret 20103.43 %
Februari 20103.81 %
Januari 20103.72 %

Secara singkat, yang dimaksud inflasi adalah kenaikan harga barang secara umum dan terus-menerus. Atau yang ingin mengetahui definisi inflasi lebih lanjut, dapat mengunjungi situs Bank Indonesia ataupun Wikipedia.

Nah, setelah diperhatikan nilai inflasi, seharusnya dana tabungan kita harus dapat berfungsi sebagai investasi, dengan kata lain harus dapat memberikan keuntungan. Namun jika keuntungan yang kita dapat masih dibawah nilai inflasi tersebut, maka nilai tabungan kita akan terus tergerus (kehilangan nilainya).

Untuk  yang masih menyimpan uang secara tradisional, dapat dipastikan tidak akan menerima keuntungan dari pihak manapun, karena tidak ada pihak yang dititipkan uang itu sehingga harus memberikan keuntungan. Namun bagi yang menabung di Bank ataupun sejenisnya, perlu kita perjelas mengenai keuntungan yang didapat. Jangan lupa, dalam keuntungan yang dikembalikan bank tersebut masih ada Biaya Pajak 20% yang belum dipotong, ada juga biasanya Biaya administrasi, Biaya ATM, dll.

Setelah mengetahui nilai Inflasi, selanjutnya kita memasuki BI Rate (Sumber: Bank Indonesia) :

BI Rate
(Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur)
Tanggal BI Rate Siaran Pers
8 Sept 20116.75%Pranala siaran pers
9 Agust 20116.75%Pranala siaran pers
12 Juli 20116.75%Pranala siaran pers
9 Juni 20116.75%Pranala siaran pers
12 Mei 20116.75%Pranala siaran pers
12 April 20116.75%Pranala siaran pers
4 Maret 20116.75%Pranala siaran pers
4 Feb 20116.75%Pranala siaran pers
5 Jan 20116.50%Pranala siaran pers
3 Des 20106.50%Pranala siaran pers
4 Nov 20106.50%Pranala siaran pers
5 Okt 20106.50%Pranala siaran pers
3 Sept 20106.50%Pranala siaran pers
4 Agust 20106.50%Pranala siaran pers
5 Juli 20106.50%Pranala siaran pers
3 Juni 20106.50%Pranala siaran pers
5 Mei 20106.50%Pranala siaran pers
6 April 20106.50%Pranala siaran pers
4 Maret 20106.50%Pranala siaran pers
4 Feb 20106.50%Pranala siaran pers
6 Jan 20106.50%Pranala siaran pers

Yang dimaksud dengan BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Bagi yang ingin memperdalam tentang BI Rate, dapat ke situs Bank Indonesia.

Biasanya keuntungan yang Bank berikan, tidak akan melebihi BI Rate dalam hitungan per tahun.

Mulai saat ini kita sudah dapat menghitung berapa keuntungan yang diberikan dari tabungan (ataupun deposito) yang kita punya, dikurangi biaya Pajak, Administrasi, dll dan juga dikurangi dengan nilai Inflasi tersebut diatas. Itulah sebenarnya keuntungan kita dari menabung. Jika hasilnya masih sangat sedikit, ataupun malah negatif (sebagian besar jawaban dari penabung di Bank besar dan ternama adalah negatif), masihkah kita menggunakan cara menabung kita tersebut untuk berinvestasi masa depan.