Minggu, 18 September 2011

Tabungan (dan deposito), menguntungkan atau merugikan.

Saat ini tentunya kita sudah memiliki tabungan pribadi, entah itu secara tradisional (dibawah bantal, didalam lemari, dan sejenisnya) ataupun secara modern di Bank.

Boleh suatu saat kita pertanyakan berapa keuntungan kita dari hasil menabung tersebut selama 1 tahun berjalan. perlu diketahui data inflasi dari Bank Indonesia:

LAPORAN INFLASI (Indeks Harga Konsumen)
Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan

Grafik Time Series Grafik Timeseries
Bulan Tahun Tingkat Inflasi
Agustus 20114.79 %
Juli 20114.61 %
Juni 20115.54 %
Mei 20115.98 %
April 20116.16 %
Maret 20116.65 %
Februari 20116.84 %
Januari 20117.02 %
Desember 20106.96 %
November 20106.33 %
Oktober 20105.67 %
September 20105.80 %
Agustus 20106.44 %
Juli 20106.22 %
Juni 20105.05 %
Mei 20104.16 %
April 20103.91 %
Maret 20103.43 %
Februari 20103.81 %
Januari 20103.72 %

Secara singkat, yang dimaksud inflasi adalah kenaikan harga barang secara umum dan terus-menerus. Atau yang ingin mengetahui definisi inflasi lebih lanjut, dapat mengunjungi situs Bank Indonesia ataupun Wikipedia.

Nah, setelah diperhatikan nilai inflasi, seharusnya dana tabungan kita harus dapat berfungsi sebagai investasi, dengan kata lain harus dapat memberikan keuntungan. Namun jika keuntungan yang kita dapat masih dibawah nilai inflasi tersebut, maka nilai tabungan kita akan terus tergerus (kehilangan nilainya).

Untuk  yang masih menyimpan uang secara tradisional, dapat dipastikan tidak akan menerima keuntungan dari pihak manapun, karena tidak ada pihak yang dititipkan uang itu sehingga harus memberikan keuntungan. Namun bagi yang menabung di Bank ataupun sejenisnya, perlu kita perjelas mengenai keuntungan yang didapat. Jangan lupa, dalam keuntungan yang dikembalikan bank tersebut masih ada Biaya Pajak 20% yang belum dipotong, ada juga biasanya Biaya administrasi, Biaya ATM, dll.

Setelah mengetahui nilai Inflasi, selanjutnya kita memasuki BI Rate (Sumber: Bank Indonesia) :

BI Rate
(Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur)
Tanggal BI Rate Siaran Pers
8 Sept 20116.75%Pranala siaran pers
9 Agust 20116.75%Pranala siaran pers
12 Juli 20116.75%Pranala siaran pers
9 Juni 20116.75%Pranala siaran pers
12 Mei 20116.75%Pranala siaran pers
12 April 20116.75%Pranala siaran pers
4 Maret 20116.75%Pranala siaran pers
4 Feb 20116.75%Pranala siaran pers
5 Jan 20116.50%Pranala siaran pers
3 Des 20106.50%Pranala siaran pers
4 Nov 20106.50%Pranala siaran pers
5 Okt 20106.50%Pranala siaran pers
3 Sept 20106.50%Pranala siaran pers
4 Agust 20106.50%Pranala siaran pers
5 Juli 20106.50%Pranala siaran pers
3 Juni 20106.50%Pranala siaran pers
5 Mei 20106.50%Pranala siaran pers
6 April 20106.50%Pranala siaran pers
4 Maret 20106.50%Pranala siaran pers
4 Feb 20106.50%Pranala siaran pers
6 Jan 20106.50%Pranala siaran pers

Yang dimaksud dengan BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Bagi yang ingin memperdalam tentang BI Rate, dapat ke situs Bank Indonesia.

Biasanya keuntungan yang Bank berikan, tidak akan melebihi BI Rate dalam hitungan per tahun.

Mulai saat ini kita sudah dapat menghitung berapa keuntungan yang diberikan dari tabungan (ataupun deposito) yang kita punya, dikurangi biaya Pajak, Administrasi, dll dan juga dikurangi dengan nilai Inflasi tersebut diatas. Itulah sebenarnya keuntungan kita dari menabung. Jika hasilnya masih sangat sedikit, ataupun malah negatif (sebagian besar jawaban dari penabung di Bank besar dan ternama adalah negatif), masihkah kita menggunakan cara menabung kita tersebut untuk berinvestasi masa depan.

1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus